Sabtu, Maret 16, 2019

Kasih seorang ibu

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya
kepada ibunya. “Ibu, mengapa Ibu menangis?”.
Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita,
Nak”. “Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya
hanya tersenyum dan memeluknya erat.


“Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti….”


Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah,
mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa
ada sebab yang jelas?”
Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis
tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang bisa
diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan
tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.


Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada
Tuhan. “Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali
menangis?”


Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,
“Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat
utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh
beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus
cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang
sedang tertidur.


Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan
mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali
pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari
anaknya itu.


Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap
bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah
putus asa.


Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat
keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah,
tanpa berkeluh kesah.


Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang,
untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun,
dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang
anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.


Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada


bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan
inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap
dengan lembut olehnya.


Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya,
melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung
baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang
melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?


Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk


memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami
yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.
Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji
setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar
tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling
menyayangi.


Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat
mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan
kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia
inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita,
walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata
kehidupan”.


Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau
masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan
surga.


Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan tak
berakhir. Kasih ibu itu selalu berputar dan senantiasa
meluas, menyentuh setiap orang yang ditemuinya.
Melingkupinya seperti kabut pagi, menghangatkannya
seperti mentari siang, dan menyelimutinya seperti
bintang malam.


Semoga Yang Maha Kuasa mengampuni dosa-dosanya

--- Repost : My bro Lupri 😍

https://indonesianway.wordpress.com/2008/05/01/kasih-seorang-ibu/#more-53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar